Dalam
agama Abrahamik, Bahtera Nuh adalah sebuah kapal yang dibangun
atas perintah Tuhan untuk menyelamatkan Nuh, keluarga, kaumnya yang
beriman dan kumpulan binatang yang ada di seluruh dunia dari air bah.
Kisah ini terdapat dalam Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani, atau
Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, dan dalam Al-Quran.
Sejumlah
pemeluk Yahudi Ortodoks dan Kristen berdasarkan Perjanjian Lama dan
umat Muslim berdasarkan Al-Qur'an mempercayai bahwa kisah ini
benar-benar terjadi. Namun sebagian pemeluk Yahudi Ortodoks dan
Kristen yang berdasarkan hipotesis dokumen, menyatakan bahwa kisah
yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian ini mungkin terdiri dari
sejumlah sumber yang setengah independen, dan proses penyusunannya
yang berlangsung selama beberapa abad dapat menolong menjelaskan
kekacauan dan pengulangan yang tampak di dalam teksnya. Walau begitu,
sebagian umat Yahudi Ortodoks dan Krsiten yang mempercayai kisah ini
menyatakan bahwa kekacauan itu dapat dijelaskan secara rasional.Mitos Sumeria juga menceritakan kisah seperti ini. Berbeda dengan agama Abrahamik, tokoh dalam kisah Sumeria tidak bernama Nuh namun Ziusudra. Kisah Sumeria mengisahkan bagaimana Ziusudra diperingatkan oleh para dewa untuk membangun sebuah kapal untuk menyelamatkan diri dari banjir yang akan menghancurkan umat manusia. Tidak hanya dalam agama Abrahamik dan Sumeria, kisah hapir serupa juga ditemukan di banyak kebudayaan di seluruh dunia. Memang, kisah tentang banjir ini adalah salah satu cerita rakyat yang paling umum di seluruh dunia.
Kisah Bahtera ini telah diuraikan secara panjang lebar di dalam berbagai agama Abrahamik, yang mencampurkan solusi-solusi teoretis dengan masalah-masalah praktis semisal bagaimana cara Nuh membuang kotoran-kotoran binatang, atau dengan penafsiran-penafsiran alegoris yang mengajak manusia menuju jalan keselamatan dengan mematuhi perintah Tuhan.
Pada awal abad ke-18, perkembangan geologi dan biogeografi sebagai ilmu pengetahuan telah membuat sedikit sejarawan alam yang merasa mampu membenarkan penafsiran yang harafiah atas kisah Bahtera ini. Namun demikian, para pakar kitab terus meneliti gunung dimana kapal tersebut berlabuh. Namun begitu, Alkitab menyatakan bahwa kapal itu berlabuh di daerah timur laut Turki dan Al-Qur'an berpendapat bahwa kapal itu mendarat di Gunung Judi
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahtera_Nuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar